DALAM suasana tea-break pada sebuah training. Tiga orang sahabat di depan saya berceloteh. “Menurutku belum tentu setiap pemimpin itu memiliki jiwa leadership atau kepemimpinan. Bisa saja secara kepangkatan dan jenjang, dia sudah sampai ke tahapan itu, tetapi tidak secara kematangan…
SETELAH kelas daring mengajar mahasiswa materi Penelitian Komunikasi pagi menjelang siang, saya melanjutkan belajar mengisi edisi #dirumahaja akibat “badai” Covid-19 yang juga bertandang ke Aceh (semoga cepat berlalu). Saya mengikuti kelas undangan dari penulis Parodi di Harian Kompas, Mas Samuel…
PENGHUJUNG Oktober 2016, saat pagi masih sangat muda. Pesawat yang saya tumpangi dari Jakarta, baru saja landing di Bandara Inchion, Korea Selatan. Bandara dengan desain arsitektur yang unik. Ribuan orang hilir mudik di bandar udara ini. Walau masih terlalu pagi…
Menjelang tahun baru 2020, saya mendapat hadiah sebuah buku dari seorang profesor. Judulnya, “Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang”. Buku yang ditulis oleh Jeong Moon Jeong ini mengulas hal-hal yang perlu diketahui setiap orang untuk menghadapi orang yang kelewat batas…
KATA seorang mentor saya dulu, hanya orang “gila diakui” yang banyak bicara dan hanya orang bijak yang mampu memisahkan antara dia bicara benar atau asal bicara. Sebab, menjadi pintar bukan berarti mengumumkan dia pintar, tapi justru dari pengakuan orang-orang lain…
Kolom: Industri Memaafkan SUATU pagi di awal Februari 2020, saya mendapat pesan undangan dari Direktur Eksekutif Daerah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Aceh. Ia seorang sahabat baik saya, Eva Khovivah. Saya diundang hadir untuk bertemu dengan Shimizu Kyoko, Program Coordinator…
SAYA berdiri tegak di Puncak Burni Telong. Pada ketinggian 2.600 meter di atas permukaan laut. Ada pemandangan bak mutiara dan hamparan luas hijau menghiasi kaki gunung ini. Gunung yang pernah meletus pada 7 Desember 1924 itu berjarak 5 km dari Kota Redelong, Ibukota Kabupaten Bener Meriah. Masyarakat Gayo menyebut Burni Telong dengan Burni Cempege, bermakna gunung yang dipenuhi belerang.

ACEH dan Sumatera Utara (Sumut) pernah mengalami kondisi sulit, berada pada titik nol dari sebuah dampak megadisaster dahsyat yang terjadi di Samudera Hindia pada 26 Desember 2004.